Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Punya Anak dengan EQ Tinggi, Besarkan Dia dengan Cara Berikut

Reporter

image-gnews
ilustrasi ayah menggendong anak/Tabloid Bintang
ilustrasi ayah menggendong anak/Tabloid Bintang
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang anak yang sadar diri, memiliki wawasan, dan memperhatikan perasaan orang lain sering kali adalah anak yang cerdas secara emosional dan ciri anak yang memiliki EQ tinggi. Seorang anak yang punya EQ tinggi memiliki banyak kualitas emosi positif, seperti penghargaan, perhatian, empati, dan kebaikan. Mereka juga dapat mengidentifikasi keadaan perasaan.

Adalah wajar bagi seorang anak untuk mengalami kehancuran sesekali, kehilangan penghargaan, atau momen yang mementingkan diri sendiri. Tetapi, kebanyakan anak dengan konstitusi emosional yang sehat secara teratur menunjukkan kapasitas hati nurani dalam konteks hubungan yang dekat.14

"Terima kasih," "Maaf," "Saya membuat kesalahan," atau "Kamu baik-baik saja?" Seorang anak yang sering mengatakan ucapan tersebut tanpa diminta mungkin termasuk dalam kategori anak dengan kecerdasan emosi tinggi.

Karakter terbentuk sejak dini dan korelasi antara keterikatan orang tua dan kecerdasan emosi adalah bukti bahwa seorang anak mampu menunjukkan kualitas-kualitas ini di usia muda. Ketika diasuh, karakteristik ini dapat mengakibatkan anak dengan regulasi emosi yang sehat, kecerdasan emosi, dan akhirnya EQ yang tinggi.

Kecerdasan emosi seorang anak akan terus tumbuh ketika seorang balita diasuh dan dididik secara emosional dan empatik. Selain itu, orang tua yang mampu mengakui kesalahan sebenarnya memungkinkan anak untuk mengalami kesadaran diri dan akuntabilitas dalam hubungan.

Ketika orang tua menunjukkan kesadaran diri, akuntabilitas, dan empati dalam hubungan orang tua-anak, anak tersebut memiliki kesempatan untuk mengalami dan menginternalisasi kualitas-kualitas kecerdasan emosi ini. Atau, orang tua yang percaya bahwa dia tidak pernah salah, jarang meminta maaf ketika dia membuat kesalahan dan tidak menyadari perasaan anak, tanpa disadari dapat mencegah anak dari mengintegrasikan kapasitas kecerdasan emosi yang penting.

Selain itu, orang tua yang mempermalukan anak karena memiliki perasaan yang berbeda dari orang tua juga dapat menjadi penghalang pertumbuhan emosional anak. Meskipun pengalaman empati anak adalah yang memungkinkannya untuk mewujudkan kapasitas secara alami, perbedaan antara orang tua yang empatik dan yang tidak peduli itu sangat penting.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Jika terlalu akomodatif dan merasa kasihan pada anak, orang tua mungkin tergoda untuk membengkokkan aturan, menurunkan harapan, atau menyerah. Sayangnya, ini mengajarkan anak untuk menjadi korban, membelokkan dan menyalahkan fakta, dan memanipulasi untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. Caranya adalah dengan berempati, tidak bersimpati, dan menegakkan harapan.

Ada beberapa tips untuk mengasuh anak agar memiliki kecerdasan emosi. Pertama, hargai perasaan anak. Selanjutnya, koreksi, meyakinkan, mendorong, atau memecahkan masalah. Setelah anak merasa dimengerti, tidak merasa sendirian, dan terhubung dengan orang tua, ia biasanya lebih terbuka untuk membicarakan apa pun pada orang tua.

Jika orang tua tidak dapat menindaklanjuti harapan dan aturan, rasa punya hak dapat timbul pada anak. Terlebih lagi, melindungi anak dari kekecewaan atau pertanggungjawaban untuk melindunginya dari serangan rasa sakit emosional karena merasa berhak menerima perlakuan khusus.

Ketika seorang anak dapat mengalami keadaan emosional yang menyakitkan dalam konteks hubungan orang tua-anak yang menghibur, itu membantu anak menoleransi dan mengatur emosi-emosi yang sulit ini. Ini sering menghasilkan seorang anak yang ulet.

Sebaliknya, anak yang terlindungi dari kondisi perasaan tidak nyaman, seperti kekecewaan, penyesalan, dan akuntabilitas, mungkin tidak memiliki kesempatan untuk mengalami emosi ini dalam bidang hubungan yang aman. Jika seorang anak kecil dibiarkan sendirian dengan keadaan perasaan menyakitkan ini untuk jangka waktu dan lama tanpa dukungan, ia mungkin secara tidak sadar membangkitkan mekanisme pertahanan yang kuat dan ekstrem untuk menangkal rasa sakit dan rasa malu emosional.

Kecerdasan emosional adalah atribut yang tak ternilai. Membesarkan anak yang memiliki EQ tinggi adalah tujuan penting. Selain itu, manfaatnya mungkin memiliki efek untuk keluarga, komunitas, dan budaya anak. Welas asih dan tidak mementingkan diri yang dipancarkan manusia yang cerdas secara emosi, dapat menyelesaikan konflik, memungkinkan kepercayaan dalam suatu hubungan, dan menyembuhkan serta memberdayakan orang lain.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Jelaskan soal Tudingan Intimidasi dengan Menyebut Anak Hakim Tinggi

2 hari lalu

Kepala KPPBC TMP A Purwakarta, Rahmady Effendi Hutahaean. Dok Bea Cukai Purwakarta
Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Jelaskan soal Tudingan Intimidasi dengan Menyebut Anak Hakim Tinggi

Istri eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean membantah apabila dia pernah mengintimidasi Wijanto Tirtasana, bekas kongsi bisnisnya.


PBB Sahkan Resolusi Indonesia soal Penanganan Anak yang Terasosiasi Kelompok Teroris

2 hari lalu

Pengesahan Resolusi PBB mengenai Penanganan Anak yang Terasosiasi dengan Kelompok Teroris yang diajukan Indonesia pada Pertemuan ke-33 Komisi Pencegahan Kejahatan dan Peradilan Pidana (CCPCJ) yang berlangsung pada 13-17 Mei 2024, di Wina, Austria. sumber: dokumen KBRI Wina
PBB Sahkan Resolusi Indonesia soal Penanganan Anak yang Terasosiasi Kelompok Teroris

PBB melalui UNODC mengesahkan resolusi yang diajukan Indonesia mengenai penanganan anak yang terasosiasi dengan kelompok teroris.


Pentingnya Peran Orang Tua sebagai Awal untuk Atasi Anak Kecanduan Gawai

3 hari lalu

Ilustrasi anak bermain gawai (pixabay.com)
Pentingnya Peran Orang Tua sebagai Awal untuk Atasi Anak Kecanduan Gawai

Mengatasi anak kecanduan gawai dapat dimulai dari orang tua yang menjadi teladan dengan membatasi penggunaan gawai.


Cegah Kerugian Saat Kredit Mobil, Perhatikan 5 Tips Berikut

3 hari lalu

Ilustrasi Membeli Mobil. shutterstock.com
Cegah Kerugian Saat Kredit Mobil, Perhatikan 5 Tips Berikut

Untuk ajukan kredit mobil ada beberapa hal perlu diperhatikan. Salah satunya mengukur kemampuan finansial jangka pendek maupun panjang. Apa lagi?


Perlunya Sensitivitas Orang Tua dengan Anak Berkebutuhan Khusus di Tempat Umum

3 hari lalu

Anak-anak berkebutuhan khusus bergembira bersama dalam pentas dongeng musikal di ajang Jakarta Fair 2023 di Arena JIEXPO, Kemayoran, Jakarta, Senin 3 Juli 2023. Pentas ini diadakan oleh Corporate Social Responsibility Jakarta International Expo yang bertujuan untuk berbagi keceriaan dan berbagi hadiah bersama sejumlah Sekolah Luar Biasa (SLB), komunitas disabilitas, dan anak-anak berkebutuhan khusus. TEMPO/ Gunawan Wicaksono
Perlunya Sensitivitas Orang Tua dengan Anak Berkebutuhan Khusus di Tempat Umum

Sensitivitas orang tua dan pengelola fasilitas berpengaruh pada keamanan dan keselamatan anak berkebutuhan khusus saat beraktivitas di tempat umum.


6 Tips Memilih Kursi Pesawat yang Paling Nyaman untuk Perjalanan

4 hari lalu

Kursi pesawat berwarna biru, diyakini memberi efek menenangkan. Foto: The Independent
6 Tips Memilih Kursi Pesawat yang Paling Nyaman untuk Perjalanan

Memilih kursi terbaik di pesawat dapat memberikan kenyamanan dalam perjalanan. Berikut terdapat tips memilih kursi pesawat paling nyaman.


PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

6 hari lalu

Petugas bekerja memindahkan jenazah warga Palestina yang tewas selama serangan militer Israel dan dimakamkan di rumah sakit Nasser, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Khan Younis di Jalur Gaza selatan, 21 April 2024. REUTERS/Ramadan Abed
PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

PBB menegaskan bahwa jumlah korban tewas di Jalur Gaza akibat serangan Israel masih lebih dari 35.000 warga Palestina.


Inilah Tanda-tanda Anak Kekurangan Vitamin

6 hari lalu

Ilustrasi dokter periksa kesehatan mulut anak. .drgreene.com
Inilah Tanda-tanda Anak Kekurangan Vitamin

Dokter anak dan ahli neonatologi Richa Panchal menjabarkan tanda-tanda utama kekurangan vitamin pada anak.


Kasus Ayah di Bekasi Hantam Anak Kandung dengan Linggis Hingga Tewas Dihentikan

10 hari lalu

Ilustrasi pembunuhan. indiatoday.in
Kasus Ayah di Bekasi Hantam Anak Kandung dengan Linggis Hingga Tewas Dihentikan

Polisi menghentikan kasus hukum ayah di Bekasi berinisial N yang menghantam anak kandungnya berinisial C, 35 tahun dengan linggis hingga tewas.


Lebih dari 15 Ribu Anak Terbunuh di Jalur Gaza

10 hari lalu

Anak-anak Palestina memeriksa lokasi serangan Israel di sebuah rumah, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Rafah, di selatan Jalur Gaza 5 Mei 2024. REUTERS/Hatem Khaled
Lebih dari 15 Ribu Anak Terbunuh di Jalur Gaza

Otoritas di Palestina menyebut lebih dari 15.000 anak terbunuh di Jalur Gaza